SELAMAT DATANG DALAM ZONA IRENT ... SELAMAT MENIKMATI ^^



English Japanese Korean Arabic Chinese Simplified German Spain Italian Dutch Russian Brazil French
Translate Widget by Google

Kamis, 19 April 2012

SURAT UNTUK ESAPALA

Dear Esapala,
Kau ingat, aku tidak bisa banyak bicara ketika bersamamu, bahkan seseorang pernah mengatakan, “diem ajah ndah, ngomong geh”..
Hahaha, sangat lucu jika mengingat dia berbicara itu..
Benarkah aku sediam itu??
Apakah aku pernah mengatakan alasan kenapa aku lebih banyak diam saat bersamamu??
Jika belum, aku akan mengatakannya sekarang..
Pertama, kecepatan otak dan mulutku tak berbanding lurus dengan keinginanku untuk mengucapkan sebuah kalimat, alhasil aku akan tenggelam di antara orang-orang yang pandai bicara sepertimu..
Kedua, setiap kali bersamamu aku merasa waktu yang kita miliki tidak akan pernah cukup sehingga aku lebih suka mendengar dan memperhatikanmu sebanyak yang aku bisa..
Alasan yang terdengar klasik kah?? Tetapi ini kejujuran..
Karena itu, aku memutuskan menulis surat ini untuk mengatakan segala perasaan dan pikiranku tentangmu..
Meskipun aku tahu ini juga tak akan cukup, tetapi tak apalah..
Jadi, siapkanlah cemilan dan minuman agar kau tidak kaku kebosanan saat membaca suratku yang tidak singkat ini.. ~^^


Dear Esapala,
Aku selalu teringat ketika mereka bertanya pendapatku tentangmu..
Tentang alasan logisku terus bertahan di sisimu..
Dan kau juga pasti ingat, aku tidak pernah bisa menjawabnya dengan baik..
Yahh, tentu saja karena aku memang tidak pandai memberikan deskripsi secara lisan dan aku juga merasa kau terlalu abstrak untuk dideskripsikan..
Hehehe.. Jangan marah, aku kan hanya berkata apa adanya.. ~^^
Tetapi aku tidak pernah berbohong ketika mengatakan kau adalah keluargaku, keluarga keduaku..
Dan kau mungkin bosan mendengar tentang deskripsimu itu karena hampir dari semua yang mengenalmu akan mengatakan hal itu..
Jangan!! Kau tidak boleh bosan karena seperti itulah dirimu, KELUARGA..
Hahaha, apakah terdengar idealis?? Tentu saja iya..
Tetapi manusia mana yang tidak menginginkan idealisme dalam perjalanan hidupnya, katakana padaku!! ~^^

Keluarga Esapala-ku,
Tahukah kau alasanku menganggapmu seperti itu??
Kau memberikanku sesuatu yang berharga dari sebuah keluarga, KENYAMANAN, KEHANGATAN, dan rasa bahwa kita adalah SATU..
Kau tidak selalu bersikap manis padaku, bahkan seringkali aku menjadi bahan leluconmu..
Bahkan terkadang tetua-tetuamu membuat jantungku bekerja berkali-kali lipat karena gelisah..
Tetapi itu tidak menjadikan alasanku menjauh darimu..
Aku justru merasa nyaman dengan sikap jujurmu, kau tidak menunjukkan sisi ‘angel’ hanya agar aku bertahan di sisimu..
Kau menunjukkan kehangatanmu bukan dengan cara lembut, dan itu terkadang membuat orang lain salah paham..
Yaahh, kau tahu caramu memang tergolong tidak biasa..
Hanya untuk memberikan nasehat kau memintaku untuk berbaris, kau juga membentak dan menyindir secara frontal..
Aku tidak akan lupa saat tubuhku gemetar ingin menangis karena kau menyentak di depan kelas, bahkan kau berkata aku lemah..
Aku sedih?? Tentu saja, mungkin lebih dari itu aku takut..
Tetapi pada kenyataannya aku kembali, tidak berniat untuk menyudahi semua dan melepaskanmu..
Karena aku tahu kau bukan sosok lembut yang akan memanjakanku, kau adalah kekuatan yang mengajariku untuk bertahan..
Itu cara yang kau tahu untuk mengajariku, dan aku bisa merasakan kehangatanmu dari niat itu..
Kita adalah satu, itu yang sering kau dengungkan..
Yaahh, kita adalah satu karena kita selalu bersama..
Bukan kebersamaan dalam wujud fisik yang selalu sama berpendapat, selalu sama berpandangan, atau sama dalam ruang dan waktu..
Kita seringkali berbeda yang akan berujung pada perdebatan dan saling mengejek..
Tetapi selanjutnya kita akan tertawa bersama..
Terkadang aku juga menghindarimu, bersembunyi dari pencarianmu, atau sekedar menghilang saat mulai merasa bosan denganmu..
Tetapi pada akhirnya dengan sedikit malu dan bersalah aku menghampirimu lagi karena aku merasa membutuhkanmu..
Dan seperti yang aku tahu, kau menerimaku kembali dengan menjadikan pelarianku sebagai bahan leluconmu..
Hahaha, sangat bodoh dan konyol..
Tetapi itu kan cara kita bersama dan menjadi satu, melalui kekonyolan, perdebatan, dan pelarian yang berujung membuatku sadar bahwa kau adalah tempatku pulang dan ingin kembali..
Yaahh, semua penjelasan tak masuk akal itu yang menjadikankuku selalu ingin kembali kepadamu..
Menjadikanmu, entah sejak kapan, tempatku pulang dan alasanku kembali dari perantauanku..
Bukankah seperti itu keluarga, menjadi tempat kembali bagi seseorang dari setiap perjalanannya??
Tempat seseorang bisa melupakan sejenak penatnya persaingan hidup dunia??
Dan seperti itulah kau untukku..

Dear Esapala,
Apakah aku pernah menceritakan kepadamu tentang banyaknya orang yang memintaku meninggalkanmu??
Atau tentang gunjingan mereka yang mengatakan jilbaber seperti apa yang dengan santainya bergalau denganmu??
Mungkinkah kau sendiri sudah tahu tanpa aku menceritakannya??
Yaahh, terkadang aku merasa bosan saat mereka menasehatiku dengan menjabarkan segala kekuranganmu..
Atau aku boleh menyebutnya sebagai keburukanmu eoh??
Hahaha, aku tidak akan lupa sederet deskripsi negatif tentangmu, kau juga begitu kan?? ~^^
Yupp, aku bosan dengan nasehat-nasehat itu, bosan dengan segala deskripsi negatifmu yang mereka teriakkan..
Aku bukan tidak tahu dengan keburukan-keburukan yang kau miliki ataupun selalu merasa nyaman dengan kehidupan ‘bebas’-mu..
Hanya saja aku merasa harus menerimamu secara utuh, kelebihan dan kekuranganmu, karena seperti itulah kau menyambutku dulu..
Kau mungkin buruk, tetapi aku tidak akan pernah lupa bagaimana kau menjagaku untuk tidak mengikuti jejak burukmu..
Kau memang memiliki kehidupan yang bebas, tetapi kau juga mengajarkanku untuk tidak kebablasan dengan kebebasan itu..
Kau melakukan itu, entah sadar atau tidak, melalui lelucon dan sindiran halusmu..
Itu yang tidak mereka tahu karena mereka hanya melihatmu..
Tetapi itu bukan salah mereka kan?? Mereka hanya ingin yang terbaik untukku..
Dan yang terbaik untukku adalah tetap di sisimu dan bertahan dengan nasehat-nasehat yang mereka dengungkan, menurutku.. ~^^

Dear Esapala,
Kau tahu, terkadang aku merasa sedih saat teman-temanmu itu tidak membalas pesan yang aku kirimkan..
Bukan, bukan pesan-pesan yang berisi petuah lama atau nasehat keagaamaan, tetapi pesan sederhana yang menanyakan keadaan..
Kau tidak lupa bukan kalau aku tidak bisa sesering teman-temanmu itu untuk bersama saat rindu atau sekedar mengetahui perkembangan kabar..
Karena itu aku akan merasa sedih saat pesanku tidak terbalaskan..
Tetapi aku kembali menyadari satu hal bahwa dunia kita tidak hanya terisi olehmu ataupun olehku..
Ada banyak hal yang harus dilakukan dan dijalani..
Saat teman-temanmu tidak membalas pesanku bukan pertanda tidak mengingatku kan..
Aku hanya perlu mencoba lagi lain waktu agar mendapat waktu yang tepat untuk saling berkirim pesan mengurangi rindu..
Dan aku tahu satu hal yang lebih penting dan aku yakini, teman-temanmu memiliki perasaan yang sama denganku bahwa kau adalah tempat kami pulang..
Karena itu sejauh apapun atau seminim apapun komunikasi kami, suatu saat nanti ketika rindu itu sudah tidak bisa ditahan lagi, kami hanya tinggal pulang ke tempatmu..
Karena itulah dirimu, keluarga tempat kami pulang.. ~^^

Dear Esapala,
Begitu banyak yang sudah kau berikan kepadaku, aku sangat berterima kasih kepadamu..
Yaahh, hingga saat ini aku hanya mampu mengucapkan terima kasih..
Hehehe, tidak apa-apakan?? ~^^
Hfftt, tetapi aku juga ingin meminta maaf kepadamu..
Yaahh, maaf.. Karena sekeras apapun aku mengingat, aku tidak menemukan satupun memory yang menunjukkan bahwa aku pernah berbuat sesuatu untukmu, hal yang berharga..
Benar kan?? Maafkan aku ya, belum bisa menjadi manfaat untukmu..
Hehehe, kau mau memaafkanku kan??
Itu…
Aku bukannya tidak ingin melakukan sesuatu, aku hanya tidak bisa menemukan hal apa yang bisa kulakukan untuk membalasmu..
Karena kau sudah terlalu banyak memberi dan aku mendapatkan lebih dari yang aku harapkan..
Jadi, maafkan aku.. Dan terima kasih..
Kita akan tetap selamanya kan?? Hingga bertahun-tahun nanti..
Terima kasih, aku menyayangimu.. Hehehe ~^^

Euumm, sepertinya aku harus menyudahi suratku ini karena aku tidak ingin membuatmu bosan dengan kata-kata klise yang aku torehkan..
Lagipula aku sudah mulai bingung mau menulis apa, terlalu banyak yang ingin aku sampaikan.. Hehehe ~^^
Yasudah, yang terakhir.. LESTARI!!!


with love,
your JELLYFISH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please leave your comment,, thx..^^