WARNING!! Note ini cukup membosankan karena memang dibuat untuk author yang lagi labil, jadi jika zoners masih ingin membaca silakan siapkan
cemilan kalau tidak ingin mati gaya.. ~^^
Nikah,
Satu kata yang penuh makna.. #aku rasa
Topik perbincangan menarik di kalangan wanita dewasa..
#termasuk aku
Tapi akan beda cerita jika pembahasnya adalah keluarga..
Jika sudah seperti itu, kau tahu..
Yupp, tuntutan agar acara sakral ini terlaksana untukmu..
Silakan dikapital, garis bawah, kemudian dibold UNTUKMU..
Sebenarnya tidak masalah jika kamu sudah siap..
Tapi akan jadi masalah jika tuntutan itu ditujukan pada
seseorang yang tidak bisa akrab dengan sesuatu yang berjudul ‘ikatan’..
Heii!! Kau tidak berpikir orang seperti itu hanya fiktif
kan..
Karena sekarang kau tengah membaca note dari orang seperti
itu..
Ehemm, baiklah baiklah kita perjelas saja..
Aku, pemilik blog ini, adalah seseorang yang tidak bisa
akrab dengan ikatan..
Awalnya aku tidak yakin dengan ini..
Tetapi mengingat aku hanya memiliki sedikit link selama hampir
23 tahun hidupku, aku menjadi yakin..
Apa?? Kau mau tahu alasannya??
Tidak, aku sarankan jangan..
Apapun alasannya tidak perlu kau pikirkan, dan jangan
memaksaku untuk bercerita..
Kau tahu aku tidak nyaman dengan author yang mengisahkan
kehidupan seseorang dengan sangat berlebihan.. #kata halus dari lebay
Apalagi jika itu adalah sad story, aku merasa author seperti
itu memanfaatkan kesedihan orang lain untuk eksistensinya.. #mungkin
Dan aku, tidak mau bertransformasi menjadi author lebay..
Karena kau tahu, bisa dipastikan 100% bahwa aku akan menjadi
lebay saat menceritakan alasannya.. #tuhkan udah mulai keluar lebay-nya
Oke, kembali ke jalan kebenaran,, ehm.. maksudnya topik yang
benar..
Kau tahu, aku bersyukur memiliki keluarga yang tidak terobsesi
untuk menjadikanku wanita karier..
Mengingat segelintir temanku harus memaksakan diri untuk
ambisi orang tua.. #aku turut prihatin
Tapi kesyukuranku ini rasanya terbatas..
Kau tahu kan, kadang kita harus mengorbankan A untuk
mendapatkan B..
Yupp, alih-alih status wanita karier, keluargaku lebih
berambisi memberikanku status wanita rumah tangga..
Heii!! Ayolah, jangan meledekku..
Dan berhenti menertawakanku!!
Kau tahu ini tidak lucu, setidaknya menurutku..
Oke, sekarang serius..
Sekedar informasi, keluargaku tidak peduli dengan status
Sarjana Pertanian-ku.. #minus aku tentunya
Meskipun mereka bersyukur saat aku mengambil jurusan ini..
Bukan, bukan karena peluang kariernya yang luas tetapi
karena ilmuku ini aplikatif..
Kau bertanya padaku apa itu aplikatif??
Aku tidak tahu deskripsi ilmiahnya, tetapi intinya ilmu ini
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kapanpun dimanapun.. #bener gak
tuh artinya? ~^^
Sudah, jangan pedulikan karena kita tidak sedang membahas
pengertian itu..
Karena aplikatif, aku bisa menerapkannya sambil mengurus
keluarga dan tidak perlu berkarier di luar rumah seperti kebanyakan wanita
zaman sekarang..
Itulah alasan kesyukuran keluargaku..
Lihat bukan, bahkan sebelum aku lulus keluargaku sudah
menunjukkan ambisi itu, menjadikan aku wanita rumah tangga..
Sebenarnya aku tidak terlalu peduli, setidaknya dulu..
Yahh, kupikir itu akan surut dengan berjalannya waktu..
Tetapi mengingat obrolan itu semakin gencar belakangan ini,
bahkan sampai ada syarat menikah dulu jika ingin merantau keluar jabodetabek,
aku menjadi was-was juga..
Kau tahu, aku belum siap.. Bahkan tidak pernah berpikir siap
untuk hal ini..
Jangan, jangan kasihani aku, itu tidak perlu..
Ohh, kau ingin mengejekku?? Whatever, it’s my life!!
Walaupun sebenarnya aku merasa khawatir juga karena menikah ‘kan
sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam..
Haahhhh, ini membuatku sedikit stress..
Apalagi saat ibuku berkata, ”Kalau mau kerja jangan
lama-lama 1-2 tahun ajah. Pokoknya, umur 25 belum nikah ibu bakal minta tolong
kakak kamu buat nyariin calon suami.”
Kau lihat, usiaku bahkan belum genap 23 tahun, tetapi ibuku
sudah memberikan ultimatum yang baru akan terjadi 2 tahun lagi.. #ckckck
Apakah zaman siti nurhalizah (#plak) maksudku nurbayah akan
kembali menguasai bumi??
Entahlah, bukan itu yang jadi fokus aku sekarang..
Heeuhhh, satu hal ini membuat otakku semakin lemah saja..
Sebenarnya bukan hanya karena alasan di masa lalu yang
membuat aku menjadikan pernikahan sebagai prioritas sekian..
Meskipun aku tidak memungkiri itu sebagai alasan utama..
Tapi kau tahu, aku adalah tipikal orang yang hanya bisa
fokus pada satu hal..
Dan fokusku saat ini adalah membantu pembiayaan pendidikan
kedua adikku hingga lulus kuliah..
Setelah itu mungkin aku bisa lebih fokus terhadap hidupku
yang lainnya..
Kau mungkin berpikir sama seperti keluargaku, “Memangnya gak
bisa ngebantu kalau udah berkeluarga?”
Dan mengingat aku hanya bisa fokus pada satu hal, aku tidak
berani menjamin kalau itu bisa dilakukan.. #setidaknya olehku
Ditambah lagi, hidup tanpa seorang ayah membuat aku sedikit
tidak ingin bergantung kepada pria..
Hanya sedikit, karena aku juga tidak bisa memungkiri bahwa
bagaimanapun wanita tetap membutuhkan perlindungan pria..
Begitu bukan?? ~^^
Heeuhhh, meskipun aku selalu bisa dibuat labil karena hal
ini..
Aku senantiasa melantunkan sebuah do’a,
“Ya Allah, tunjukkanlah jalan terbaik-Mu. Dan berikan aku
kelapangan hati untuk bisa ikhlas menerima segala keputusan dari-Mu. Amin Ya
Robbal ‘Alamin” ~^^
ehm...kenapa tiba2 ada yang ngomongin nikah ni??
BalasHapuslagi ngegalau ni kayaknya... =p
galau, bahasa mana tuh :P
Hapusseru ajah bikin topik yg rada kontroversial, kekeke..
are you ready for married!! ~^^
kok bisa lho..kontroversial???
Hapusini kllo dilihat dari usia-usia kita tuh...
udah wajar... (udah waktunya, tepatnya)...
tapi sekarang cuma masalah kesiapan aja..
biasany pan sarjana pengenny punya karier dulu baru nikah, jadi pikiran aku kl fresh graduate ngomongin nikah bakal pro-kontra gitu dehh.. :D
Hapusyupp, secara umur mgkn udah tepat tapi secara mental, who's know?? kekeke ~^^
nikah kok di target woo, kalo udah ada yang nyantol ge nikah palingan :P wkwk
BalasHapusyaiyalah, rezeki kan gk boleh ditolak, harus diterima dgn tangan terbuka.. :D
Hapus